![]() |
Foto:Ilustrasi |
BANDA ACEH, SIYASAHNews | Dari sejumlah naskah Kerajaan Pasai dan Kerajaan Aceh, jalur rempah Aceh terkoneksi dengan Arab, Turki, Inggris, Portugal, Belanda dan sejumlah negara di Asia Tenggara.
Pembahasan terkait jalur rempat dibahas Hermansyah, M.Th., M.A.Hum dari UIN Ar-Raniry Banda Aceh pada Hari kedua konferensi yang diadakan forum dekan bersama Asosiasi Dosen Ilmu-ilmu Adab (ADIA), Senin (20/05/2024) di Banda Aceh.
Kegiatan ADIA secara resmi dibuka oleh Prof. Dr. Khairuddin, MA, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Keuangan dan Perencanaan UIN Ar-Raniry, mewakili Rektor UIN Ar-Raniry, Prof. Dr. Mujiburrahman, MA.
Pada hari kedua konferensi ADIA, Hermansyah menyajikan presentasi terkait “Jalur Rempah dan Manuskrip” sebagai bagian dari program nasional yang telah berjalan beberapa tahun untuk kemudian diusulkan warisan dunia Unesco.
Seperti dilansir infopublik.com, pada kesempatan itu Hermansyah menjelaskan, jalur rempah menjadi pemersatu bangsa-bangsa di nusantara tempo dulu. Jaringan perdagangan dari satu wilayah dengan wilayah lainnya, telah menyatukan keseragaman di setiap wilayah. Oleh karena itu, surat-surat Sultan di Kesultanan Pasai dan juga Sultan Kerajaan Aceh menyebut beberapa lokasi yang menjadi titik pelabuhan pada era itu.
Menurut Hermansyah, program jalur rempah harus diperkuat bukti-bukti otentik dan relevan dengan narasi yang komprehensif. Bukan hanya catatan-catatan dari bangsa luar yang singgah ke nusantara. Namun juga yang sangat penting adalah arsip-arsip yang ditulis oleh orang dalam, seperti surat-surat (sarakata), kitab, dan berbagai bahan lainnya.
“Selain itu, surat dan naskah-naskah Aceh berkaitan jalur rempah juga memiliki koneksi dengan negeri Arab, Turki, Inggris, Portugal, Belanda dan beberapa Negara di Asia Tenggara,” jelas Herman yang juga salah satu tim Jalur Rempah atau arsip yang terintegral antar kampus, sehingga dapat diakses secara bersama, termasuk pengelolaan, penelitian dan pemanfaatan bersama.
Pemateri Luar Negeri
Selain Hermansyah, konferensi ini juga menghadirkan tiga narasumber dari luar negeri. Yaitu, Prof. R. Michael Feener dari Kyoto University Jepang, Prof. Dr. Moustafa Mohammed Rizk Elsawahly dari Universiti Islam Sultan Sharif Ali Brunei Darussalam, dan Assoc. Professor Dr. Shamila dari Universiti Teknologi MARA, Malaysia.
Sedangkan pembicara kunci dari dalam negeri, Prof. Eva Leiliyanti, Ph.D dari Universitas Negeri Jakarta, Prof. Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, MA, dan Hermansyah, M.Th., M.A.Hum dari UIN Ar-Raniry Banda Aceh.(tim)