adv
Untuk menjawab tantangan ini, Kementerian Perindustrian Indonesia pada tahun 2018 meluncurkan kebijakan "Making Indonesia 4.0" sebagai respons terhadap revolusi industri 4.0 global.
Kepala BPSDMI Kementerian Perindustrian, Masrokhan menyampaikan, implementasi Making Indonesia 4.0 menjadi strategi penting pemerintah, terutama selama masa pandemi COVID-19 dan masa pemulihan pasca pandemi.
"Kementerian Perindustrian telah bergerak dalam program industrialisasi 4.0 dengan fokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki keterampilan dalam bidang robotika. Hal ini penting untuk menciptakan tenaga kerja terampil yang dapat mengisi kebutuhan industri masa depan," ujar Masrokhan saat sambutan di acara Pembukaan Robotic Symposium 2.0 yang digelar CASEA BC dan TransforMe di PIDI 4.0 di Jakarta, Senin (15/7).
Masrokhan menjelaskan, penerapan teknologi 4.0 di Indonesia diproyeksikan akan meningkatkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 1-2% per tahun dari baseline, menciptakan lebih dari 10 juta lapangan kerja baru, dan meningkatkan kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB hingga 25% pada tahun 2030.
"Kebijakan Industri 4.0 menjadi salah satu dari Major Project dalam RPJMN 2020-2024, menandakan pentingnya implementasi Industri 4.0 untuk mempercepat pembangunan nasional," tambanya
Untuk mengakselerasi transformasi industri 4.0, khususnya di sektor manufaktur, Kementerian Perindustrian membangun Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0).
PIDI 4.0 bertujuan menjadi solusi satu atap untuk implementasi industri 4.0 di Indonesia dan sebagai jendela Indonesia 4.0 kepada dunia.
PIDI 4.0 menyediakan lima pilar layanan utama, yakni, Ecosystem for Industry 4.0; Wadah bagi seluruh stakeholder industri 4.0 untuk berbagi dan bekerja sama; Showcase Center: tempat untuk menyaksikan implementasi Industri 4.0 melalui model factory & miniplant; Capability Center: pusat peningkatan keahlian industri 4.0 bagi tenaga kerja Indonesia melalui program pelatihan & sertifikasi kompetensi; Delivery Center: pusat pendampingan dan konsultasi bagi industri dalam bertransformasi ke industri 4.0; dan Engineering dan AI Center: pusat rekayasa dan pembangunan kecerdasan buatan melalui research brokerage dan layanan test-bed industri.
PIDI 4.0 telah memiliki 48 mitra industri, termasuk penyedia teknologi, penyedia solusi, industri pengguna, lembaga pendidikan, lembaga litbang, lembaga pemerintah, serta asosiasi industri dan profesi. Mitra-mitra ini aktif dalam kegiatan pelatihan, pendampingan, konsultasi, dan proyek transformasi di PIDI 4.0.
Tuan Rumah International Robotic Symposium
PIDI 4.0 telah memiliki 48 mitra industri, termasuk penyedia teknologi, penyedia solusi, industri pengguna, lembaga pendidikan, lembaga litbang, lembaga pemerintah, serta asosiasi industri dan profesi. Mitra-mitra ini aktif dalam kegiatan pelatihan, pendampingan, konsultasi, dan proyek transformasi di PIDI 4.0.
Tuan Rumah International Robotic Symposium
Pada Senin hingga Rabu 15-17 Juli 2024, PIDI 4.0 menjadi tuan rumah International Robotic Symposium yang diselenggarakan oleh Indonesia Robotic Association bekerja sama dengan RoReC Singapore dan RoReC Indonesia (Robotics Research Center).
Acara ini mengumpulkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pembuat kebijakan, pelaku industri, pengembang teknologi, penyedia solusi, akademisi, hingga investor. Kegiatan ini diharapkan memperkuat kolaborasi dalam transformasi industri 4.0, khususnya dalam ekosistem robotika di Indonesia.
Simposium ini juga menekankan topik keberlanjutan (sustainability), dengan harapan dapat menghasilkan strategi dan langkah aksi untuk melakukan dekarbonisasi bisnis melalui penerapan robotika, otomatisasi, dan kecerdasan buatan, menuju masa depan yang lebih ramah lingkungan dan efisien.
Kepala BPSDMI Kementerian Perindustrian, Masrokhan menyambut baik penyelenggaraan Robotic Symposium ini. Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berperan aktif dalam mengakselerasi transformasi industri 4.0 di Indonesia. "Aspirasi kita adalah mewujudkan Indonesia sebagai 10 besar ekonomi global pada tahun 2030 dan 5 besar ekonomi global pada tahun 2045," ujarnya.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Indonesia berkomitmen untuk terus bergerak maju dalam era Industri 4.0, menciptakan peluang baru, dan mengukir prestasi di kancah global.
Acara ini mengumpulkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pembuat kebijakan, pelaku industri, pengembang teknologi, penyedia solusi, akademisi, hingga investor. Kegiatan ini diharapkan memperkuat kolaborasi dalam transformasi industri 4.0, khususnya dalam ekosistem robotika di Indonesia.
Simposium ini juga menekankan topik keberlanjutan (sustainability), dengan harapan dapat menghasilkan strategi dan langkah aksi untuk melakukan dekarbonisasi bisnis melalui penerapan robotika, otomatisasi, dan kecerdasan buatan, menuju masa depan yang lebih ramah lingkungan dan efisien.
Kepala BPSDMI Kementerian Perindustrian, Masrokhan menyambut baik penyelenggaraan Robotic Symposium ini. Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berperan aktif dalam mengakselerasi transformasi industri 4.0 di Indonesia. "Aspirasi kita adalah mewujudkan Indonesia sebagai 10 besar ekonomi global pada tahun 2030 dan 5 besar ekonomi global pada tahun 2045," ujarnya.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Indonesia berkomitmen untuk terus bergerak maju dalam era Industri 4.0, menciptakan peluang baru, dan mengukir prestasi di kancah global.