Duek Pakat Forum Kakao Aceh, Bahas Pengembangan Kakao Melalui Agroforestry

Tim Siyasah
29.8.24
Last Updated 2024-08-30T03:01:30Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
adv





LHOKSUKON, SIYASAHNews | 
Para petani Kakao Aceh Utara yang tergabung dalam Forum Kakao Aceh (FKA), mengikuti kegiatan Duek Pakat FKA di Aceh Utara, Kamis (29/8/2024). Dalam kesempatan itu, para petani mendapat pengetahuan tentang pengembangan kakao di kawasan hutan (Agroforestry) dan perubahan iklim.

M.Nur Yusuf,58, petani kakao asal Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara kepada SIYASAHNews 
menjelaskan, penjualan hasil panen kakao meningkat sekarang. "Sekarang harga coklat meningkat sampai diatas Rp100.000 per kilogram," jelas M.Nur Yusuf. Sebelumnya, harga penjualan tingkat petani lebih rendah.

Dia juga menjelaskan, pihak terkait dari Pemkab Aceh Utara telah mengajarkan tentang perkebunan kakao. Mulai dari proses penanaman sampai dengan pengolahan hasil panen. Kali ini para petani mendapat pengetahuan tentang penanaman coklat di kawasan hutan (Agroforestry).

Pengetahuan pengembangan agroforestry dibahas dalam Duek Pakat Forum Kakao Aceh (DPFKA) di Aula Sekdakab Aceh Utara. Pj Bupati Aceh Utara yang diwakili oleh Plt. Sekdakab Aceh Utara Dayan Albar, S.Sos. MAP membuka acara DPFKA ke-XI, Kamis (29/08/2024). Kegiatan ini diikuti ratusan peserta untuk menghimpun berbagai persoalan yang dihadapi para pelaku kakao, khususnya petani.




DPFKA ke-XI ikut didukung oleh Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Aceh, Muhajir MSi serta Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh. Dalam kesempatan itu, Plt.Sekdakab Aceh Utara, mengatakan Kabupaten Aceh Utara memiliki potensi besar, baik dalam negeri maupun mancanegara. Namun potensi ini belum sepenuhnya tergarap.

"Melalui forum ini, saya berharap dapat membahas strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan produksi serta memperbaiki kualitas serta memperluas akses pasar untuk kakao Aceh Utara," katanya.

Dia menyebutkan, Sektor Perkebunan Kabupaten Aceh Utara saat ini menurut data Statistik Tahun 2022 memiliki luas lahan seluas lebih kurang 69.752 Ha. Sementara jumlah petani sekitar 93.050 orang. "Ada 17 jenis komoditi yang terdata di Statistik Kabupaten Aceh Utara yaitu, kelapa sawit, karet, kelapa, kopi, cengkeh, pala, pinang, kapuk/randu, kakao, kemiri, sagu, lada, aren, nilam, tebu, tembakau dan serai wangi. Diantaranya,  terdapat 5 komoditi unggulan yaitu, kelapa sawit, karet, kakao, kelapa dan pinang,"sebutnya.

Dayan Akbar juga mengatakan, pertemuan para petani kakao ini dinilai bermanfaatnya untuk menghimpun berbagai gagasan, ide, temuan dan berbagai inovasi yang telah ditemukan atau diaplikasikan oleh berbagai kalangan. 

Sayangnya, lanjut Dayan, sejumlah tantangan masih dihadapi petani. Mulai dari masalah teknis di lapangan, seperti serangan hama, hingga isu-isu yang lebih kompleks seperti rantai pasok dan akses ke pasar global. Di sinilah peran semua pihak menjadi sangat. penting. "Saya yakin, dengan kerjasama yang solid antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi, serta tentunya para petani, kita bisa mengatasi tantangan-tantangan ini," tegasnya. (Tim)
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl