adv
Kebakaran menghanguskan satu unit rumah di Aceh Utara. Dari data BPBA, sampai Oktober 2024 sejumlah 283 terbakar di Aceh |
BANDA ACEH, SIYASAH News | Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat, kebakaran mendominasi bencana alam di Aceh. Dari 241 kali terjadi bencana, 77 diantaranya bencana kebakaran yang telah menghanguskan 283 unit rumah.
Selama Januari sampai Oktober 2024 terjadi 241 kali bencana alam di Aceh. Bencana tersebut menelan korban jiwa sebanyak 11 orang dengan prakiraan kerugian mencapai Rp112 miliar.
“Kebakaran permukiman masih mendominasi yakni sebanyak 77 kali dan membakar 283 rumah. Jumlah kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran mencapai Rp.64 miliar,” kata Plt Kepala Pelaksana BPBA, Teuku Nara Setia dalam keterangan pers, Sabtu (2/11/2024).
Nara mengungkapkan, dalam bencana alam tersebut 11 orang meninggal dunia dan tiga orang mengalami luka-luka. Penyebabnya, kebakaran, longsor dan angin puting beliung. Kemudian sebanyak 37.155 Kepala Keluarga (KK) atau 133.271 jiwa terdampak, dengan jumlah pengungsi mencapai 4.104 orang dan 1.763 rumah ikut terdampak.
Nara menyebutkan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi salah satu bencana yang sering terjadi. Karhutla terjadi 63 kali dan menghanguskan sekitar 214 hektare (ha) lahan, dengan prakiraan kerugian sebesar Rp30 miliar.
Selain itu, kata Nara, bencana alam berupa angin puting beliung terjadi sebanyak 33 kali. Peristiwa tersebut merusak 376 rumah warga. "Kerugian akibat angin puting beliung mencapai (Rp) 9,4 miliar," ujarnya.
Longsor juga terjadi 11 kali dan berdampak pada tujuh rumah, dengan prakiraan kerugian mencapai Rp730 juta. Lalu ada juga dua kali kejadian banjir bandang dan satu kali kejadian gempa bumi.
Sementarta itu, menurut Nara, pada September dan Oktober 2024, banjir menjadi bencana yang paling dominan. Disebutkan dari total 57 kejadian bencana alam, sebanyak 20 di antaranya adalah banjir.
Lanjut dia, pada Oktober, banjir tercatat terjadi 16 kali dari total 30 kejadian bencana. Banjir melanda delapan kabupaten, mencakup 68 kecamatan dan 325 desa ini berdampak pada 19.980 KK atau 70.479 jiwa.
"Bukan hanya itu, banjir juga intens terjadi selama Januari - Oktober, yaitu sebanyak 51 kali, yang berdampak pada 952 rumah dengan kerugian sekitar Rp7,3 miliar," ujar Nara.
Nara merincikan, semua bencana pada periode Januari-Oktober juga berdampak pada 14 sarana pendidikan dan 11 sarana ibadah. Berdampak pula pada 82 ruko (bangunan lainnya), delapan jembatan dan 103 meter badan jalan akibat banjir dan longsor.
Menurut Nara, intensitas kejadian bencana pada 2024 mengalami penurunan jumlah kejadian yang signifikan dari tahun sebelumnya 2023.
“Pada periode yang sama (Januari-Oktober) tahun 2023 jumlah kejadian bencana mencapai 361 kali kejadian. Sedangkan pada 2024 terjadi hanya 241 kali kejadian,” ungkapnya.
Selain itu kata Nara, Karhutla alami penurunan sangat drastis, 2023, di periode yang sama berjumlah 85 kali, sedangkan pada 2024 hanya terjadi 63 kali kejadian. (infopublik.id)
Selama Januari sampai Oktober 2024 terjadi 241 kali bencana alam di Aceh. Bencana tersebut menelan korban jiwa sebanyak 11 orang dengan prakiraan kerugian mencapai Rp112 miliar.
“Kebakaran permukiman masih mendominasi yakni sebanyak 77 kali dan membakar 283 rumah. Jumlah kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran mencapai Rp.64 miliar,” kata Plt Kepala Pelaksana BPBA, Teuku Nara Setia dalam keterangan pers, Sabtu (2/11/2024).
Nara mengungkapkan, dalam bencana alam tersebut 11 orang meninggal dunia dan tiga orang mengalami luka-luka. Penyebabnya, kebakaran, longsor dan angin puting beliung. Kemudian sebanyak 37.155 Kepala Keluarga (KK) atau 133.271 jiwa terdampak, dengan jumlah pengungsi mencapai 4.104 orang dan 1.763 rumah ikut terdampak.
Nara menyebutkan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi salah satu bencana yang sering terjadi. Karhutla terjadi 63 kali dan menghanguskan sekitar 214 hektare (ha) lahan, dengan prakiraan kerugian sebesar Rp30 miliar.
Selain itu, kata Nara, bencana alam berupa angin puting beliung terjadi sebanyak 33 kali. Peristiwa tersebut merusak 376 rumah warga. "Kerugian akibat angin puting beliung mencapai (Rp) 9,4 miliar," ujarnya.
Longsor juga terjadi 11 kali dan berdampak pada tujuh rumah, dengan prakiraan kerugian mencapai Rp730 juta. Lalu ada juga dua kali kejadian banjir bandang dan satu kali kejadian gempa bumi.
Petugas penyelamatan bencana alam menyalurkan bantuan untk korban banjir di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh. (mc aceh) |
September-Oktober Dominasi Banjir
Sementarta itu, menurut Nara, pada September dan Oktober 2024, banjir menjadi bencana yang paling dominan. Disebutkan dari total 57 kejadian bencana alam, sebanyak 20 di antaranya adalah banjir.
Lanjut dia, pada Oktober, banjir tercatat terjadi 16 kali dari total 30 kejadian bencana. Banjir melanda delapan kabupaten, mencakup 68 kecamatan dan 325 desa ini berdampak pada 19.980 KK atau 70.479 jiwa.
"Bukan hanya itu, banjir juga intens terjadi selama Januari - Oktober, yaitu sebanyak 51 kali, yang berdampak pada 952 rumah dengan kerugian sekitar Rp7,3 miliar," ujar Nara.
Nara merincikan, semua bencana pada periode Januari-Oktober juga berdampak pada 14 sarana pendidikan dan 11 sarana ibadah. Berdampak pula pada 82 ruko (bangunan lainnya), delapan jembatan dan 103 meter badan jalan akibat banjir dan longsor.
Menurut Nara, intensitas kejadian bencana pada 2024 mengalami penurunan jumlah kejadian yang signifikan dari tahun sebelumnya 2023.
“Pada periode yang sama (Januari-Oktober) tahun 2023 jumlah kejadian bencana mencapai 361 kali kejadian. Sedangkan pada 2024 terjadi hanya 241 kali kejadian,” ungkapnya.
Selain itu kata Nara, Karhutla alami penurunan sangat drastis, 2023, di periode yang sama berjumlah 85 kali, sedangkan pada 2024 hanya terjadi 63 kali kejadian. (infopublik.id)