adv
BANDA ACEH, SIYASAH News| Forum Aceh Gayo Sustainable Investment Dialogue (AGASID) 2024 kembali digelar di Banda Aceh. Dalam kesempatan itu, PT PEMA mempresentasikan proyek unggulan.
Forum ini digelar dengan tujuan untuk membuka ruang dialog konstruktif bagi para pemangku kepentingan di sektor investasi, baik domestik maupun internasional. Acara berlangsung di Banda Aceh, dengan tema “Dari Visi ke Realitas: Meningkatkan Daya Tarik Investasi Aceh melalui Digitalisasi, Energi Hijau, dan Pariwisata Berkelanjutan”.
Forum juga menegaskan komitmen bersama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Aceh. Agenda kegiatan meliputi sambutan dari tokoh-tokoh penting, diskusi panel, serta presentasi proyek-proyek unggulan yang siap tawar atau Investment Projects Ready to Offer (IPRO).
PT Pembangunan Aceh (PEMA Perseroda), selaku perusahaan daerah milik Pemerintah Aceh, turut berpartisipasi dalam acara ini, yang diinisiasi oleh Bank Indonesia bekerja sama dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Aceh.
PT PEMA juga memamerkan sejumlah proyek investasi potensial, di antaranya Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong dan proyek Carbon Capture and Storage (CCS).
Almer Hafis Sandy menjelaskan bahwa KIA Ladong memiliki daya tarik besar bagi pengembangan industri, dengan lokasinya yang strategis di ujung Pulau Sumatera dan dekat dengan Selat Malaka, jalur perdagangan tersibuk di Asia. “KIA Ladong mencakup area seluas 71 hektare dengan rencana ekspansi hingga 250 hektare. Saat ini, hanya sekitar 40 hektare lahan yang tersisa untuk investor,” ujar Almer.
Almer juga memaparkan proyek CCS, yang menggunakan teknologi penangkapan karbon untuk mengurangi emisi CO2 dan menyimpannya di reservoir kosong di Aceh Utara, yang merupakan penyimpanan karbon terbesar di ASEAN.
Proyek itu menawarkan berbagai keuntungan, termasuk sertifikat karbon biru yang memungkinkan akses pembiayaan lebih murah, insentif pemerintah, dukungan untuk proyek lingkungan, pengurangan emisi gas rumah kaca, peningkatan reputasi perusahaan, serta nilai jual produk yang lebih tinggi.
PT PEMA tidak hanya mempresentasikan proyek investasi unggulan, tetapi juga berhasil meraih Juara Pertama untuk kategori “Best Presentation Investment Project Ready to Offer." Presentasi proyek Carbon Capture and Storage (CCS) disampaikan Direktur Komersial, Almer Hafis Sandy, Kamis (14/11/2024).
Forum ini digelar dengan tujuan untuk membuka ruang dialog konstruktif bagi para pemangku kepentingan di sektor investasi, baik domestik maupun internasional. Acara berlangsung di Banda Aceh, dengan tema “Dari Visi ke Realitas: Meningkatkan Daya Tarik Investasi Aceh melalui Digitalisasi, Energi Hijau, dan Pariwisata Berkelanjutan”.
Forum juga menegaskan komitmen bersama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Aceh. Agenda kegiatan meliputi sambutan dari tokoh-tokoh penting, diskusi panel, serta presentasi proyek-proyek unggulan yang siap tawar atau Investment Projects Ready to Offer (IPRO).
PT Pembangunan Aceh (PEMA Perseroda), selaku perusahaan daerah milik Pemerintah Aceh, turut berpartisipasi dalam acara ini, yang diinisiasi oleh Bank Indonesia bekerja sama dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Aceh.
PT PEMA juga memamerkan sejumlah proyek investasi potensial, di antaranya Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong dan proyek Carbon Capture and Storage (CCS).
Almer Hafis Sandy menjelaskan bahwa KIA Ladong memiliki daya tarik besar bagi pengembangan industri, dengan lokasinya yang strategis di ujung Pulau Sumatera dan dekat dengan Selat Malaka, jalur perdagangan tersibuk di Asia. “KIA Ladong mencakup area seluas 71 hektare dengan rencana ekspansi hingga 250 hektare. Saat ini, hanya sekitar 40 hektare lahan yang tersisa untuk investor,” ujar Almer.
Almer juga memaparkan proyek CCS, yang menggunakan teknologi penangkapan karbon untuk mengurangi emisi CO2 dan menyimpannya di reservoir kosong di Aceh Utara, yang merupakan penyimpanan karbon terbesar di ASEAN.
Proyek itu menawarkan berbagai keuntungan, termasuk sertifikat karbon biru yang memungkinkan akses pembiayaan lebih murah, insentif pemerintah, dukungan untuk proyek lingkungan, pengurangan emisi gas rumah kaca, peningkatan reputasi perusahaan, serta nilai jual produk yang lebih tinggi.
Selain proyek dari PT PEMA, sejumlah proyek lainnya yang dipresentasikan mencakup sektor energi hijau, digitalisasi, infrastruktur pariwisata, dan perikanan. Pengembangan investasi di sektor-sektor ini diharapkan dapat memperkuat ekonomi Aceh, menciptakan lapangan kerja baru, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di provinsi ini. (infopublik.id)