adv
LHOKSUKON, SIYASAH News| Gampong (desa) Lancok, Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara siap menjadi Kampung Nelayan Modern (Kalamo). Sebelumnya, desa wisata pantai ini sukses sebagai Kampung Nelayan Maju (Kalaju).
Lancok dikenal sebagai lokasi wisata, sekaligus desa nelayan. Sejumlah 475 KK yang menetap disana, sekitar 90 merupakan nelayan.
Lancok dikenal sebagai lokasi wisata, sekaligus desa nelayan. Sejumlah 475 KK yang menetap disana, sekitar 90 merupakan nelayan.
Lancok juga merupakan salah satu kawasan tsunami di Aceh Utara yang terjadi akhir 2004 lalu. Kecamatan pesisir ini berhasil bangkit melalui Program BRR. Saat ini Lancok juga berhasil membangun kegiatan nelayan melalui Program Kalaju dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Pasca diterjang gelombang laut akibat gempa, sekitar 20 tahun lalu, kawasan Pantai Lancok ikut dihantam tsunami. Kondisi tersebut terus berlanjut, sampai sekarang. Abrasi pantai telah mengakibatkan pemukiman warga terkikis air laut.
Menurut Hamdani, abrasi sepanjang garis Pantai Lancok di perairan Selat Malaka, terus menerus mengikis daratan. Sekitar satu kilometer lebih daratan telah amblas. Bencana alam ini berpotensi menenggelamkan lokasi usaha warga. Seperti, lahan pengolahan garam dan tambak ikan warga. (tim)
Panglima Laot (pemuka adat laut) Kabupaten Aceh Utara, Hamdani Yakob, Senin (23/12/2024) menjelaskan, Kementerian Kelautan telah menetapkan Lancok sebagai Kalaju. Melalui program ini, nelayan membangun sarana pendaratan ikan dan beberapa jenis infrastruktur lainnya.
Setelah berhasil sebagai Kalaju, Lancok siap melangkah sebagai Kampung Nelayan Modern (Kalamo). Dengan status ini, diharapkan dapat dikembangkan destinasi wisata pantai dan wisata kuliner, khusus seafood. Selain itu juga dapat membangun kebutuhan nelayan. Seperti tempat pendaratan ikan dan gudang penyimpan ikan (cold storage). Melalui Kalamo juga diharapkan, kerusakan kawasan pantai akibat abrasi dapat ditangani.
Abrasi Pantai
Panglima Laot Aceh Utara, Tgk. Hamdani Yakob mengharapkan, melalui Kalamo akan membantu pembangunan kawasa nelayan Lancok. Salah satunya, pembangunan kawasan pantai yang mengalami abrasi.
Pasca diterjang gelombang laut akibat gempa, sekitar 20 tahun lalu, kawasan Pantai Lancok ikut dihantam tsunami. Kondisi tersebut terus berlanjut, sampai sekarang. Abrasi pantai telah mengakibatkan pemukiman warga terkikis air laut.
Menurut Hamdani, abrasi sepanjang garis Pantai Lancok di perairan Selat Malaka, terus menerus mengikis daratan. Sekitar satu kilometer lebih daratan telah amblas. Bencana alam ini berpotensi menenggelamkan lokasi usaha warga. Seperti, lahan pengolahan garam dan tambak ikan warga. (tim)