adv
Tumpukan sampah di lokasi TPA Teupin Keubeu, Aceh Utara tanpa melalu pengolahan sistem landfill (Foto: Tim SIYASAH News) |
Pantauan SIYASAH News, tumpukan sampah menggunung sampai ke jalan masuk TPA. Kondisi tersebut mengakibatkan truk kesulitan masuk lebih jauh ke lokasi pembuangan. Sementara alat berat yang tersedia juga terbatas, sehingga tumpukan sampah tidak mudah diratakan.
Sebelumnya, pemerintah daerah telah membangun pengelohan sampah sistem landfill. Melalui metode ini, sampah bisa dimasukan dalam areal cekung, kemudian ditimbun dengan tanah. Namun sampai sekarang fasilitas landfill tidak bisa difungsikan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) kabupaten Aceh Utara, Saifullah yang dihubngi, Kamis (12/12/2024) mengakui, pengolahan sampah sistem landfill belum bisa difungsikan. Berbagai sarana pendukung belum tersedia sampai saat ini. Diantaranya, jalur akses ke kawasan landfill belum memadai.
Untuk mengaktifkan pengelohan sampah sistem landfill, pihaknya butuh jalur akses menuju ke kawasan cekungan. Sekitar 500 meter jalan masuk ke lokasi tersebut rusak parah. Akibatnya, truk pengangkut sampah tidak bisa melintasi ke lokasi tersebut.
TPA Teupin Keubeu menampung sampah dari seluruh kecamatan di Aceh Utara. Luas Kabupaten Aceh Utara mencapai 2.694,66 km², sehingga setiap hari meproduksi sampah yang tidak sedikit. Diperkirakan setiap hari TPA Teupin Keubeu menerima 200 ton sampah. Akibat tidak tersedia pusat pengolahan sampah, sehingga sampah menumpuk di lokasi TPA.
Pengeolahan Sanitary Landfill
Dikutip dari Indonesia.go.id, Sanitary landfill sebagai metode paling baik di tempat pembuangan sampah. Metode ini diartikan sebagai metode yang melakukan penimbunan sampah. Sebelum menimbun sampah, metode ini menyiapkan tanah lempung sebagai lapisan agar air sampah atau yang dikenal dengan air lindi tidak terserap secara langsung ke dalam tanah sehingga tidak menimbulkan polusi tanah.
Sejumlah TPA yang sukses menerapkan sanitary landfill, antara lain, TPA Manggar Balikpapan, Kalimantan Timur. Pengelola TPA Manggar bekerja sama dengan Pertamina Hulu Mahakam melakukan pemanfaatan gas metana yang dihasilkan sampah di TPA serta menyalurkannya kepada masyarakat sebagai bahan bakar alternatif.
Gas metana disalurkan menjadi sumber listrik untuk penerangan serta pengganti gas untuk digunakan masyarakat memasak. Inovasi ini telah dilakukan kepada dua ratus kepala keluarga di Balikpapan sejak 2021.
Beberapa TPA sanitary landfill juga dapat menghasilkan kompos atau pupuk organik serta mendorong budaya hidup bersih. Bahkan menumbuhkan ekonomi sirkular bagi masyarakat setempat. Dalam hal ini, Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marinves) bersama dengan Kementerian LHK serta instansi terkait lainnya berupaya semaksimal mungkin untuk mengatasi hal tersebut.
Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan mendorong fasilitas pengolahan sampah yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Termasuk mengurangi TPA terbuka.(tim)