Kronologi Penembakan PMI unprocedural, Termasuk Dua Warga Aceh di Malaysia

Tim Siyasah
26.1.25
Last Updated 2025-01-27T08:02:27Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
adv
. . . mereka saling kejar mengejar dan salib menyalib dengan kapal patroli APMM. Sehingga petugas maritim Malaysia itu melepas tembakan ke arah boat WNI. . .
H. Sudirman, S.Sos, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil Aceh, dan Dua korban penembakan di Malaysia. 

JAKARTA, SIYASAH News|Anggota DPD RI mengungkapkan kronologi insiden penembakan lima Pekerja Migran Indonesia (PMI) nonprosedural di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia.

H. Sudirman, S.Sos, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil Aceh, Minggu (26/1/2025) menjelaskan, PMI unprocedural yang berjumlah 26 orang, termasuk dua warga Aceh, hendak keluar dari Malaysia secara ilegal menggunakan boat.

Dua warga Aceh yang ikut menjadi korban dalam insiden penembakan oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia, Jumat (24/1/2025), yaitu Andry Ramadhana,30, warga asal Gampong Keude Pante Raja, Kecamatan Pante Raja, Kabupaten Pidie. Andry mengalami luka tembak di lengan. 

Korban warga Aceh lainnya, Muhammad Hanafiah,40, warga Gampong Alue Bugeng Kecamatan Peureulak Timur, Kabupaten Aceh Timur yang tertembak dibagian paha.

Muhammad Hanafiah, bersama tiga Warga Negara Indonesia (WNI) lain mengalami luka. Saat ini para korban luka masih menjalani perawatan di rumah sakit di Malaysia.

Sementara itu, Basri warga Rokan Hulu, Riau yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) meninggal dunia akibat insiden penembakan tersebut.

Kejar-kejaran Boat

Sebelum terjadi penembakan, boat yang ditumpangi 26 WNI tersebut terdeteksi petugas patroli. Bahkan, mereka saling kejar mengejar dan salib menyalib dengan kapal patroli APMM. Sehingga petugas maritim Malaysia melepas tembakan ke arah boat WNI yang berjarak antara 20 meter, hingga 25 meter di malam yang gelap.

"Saya konfirmasi ke korban berulang dan pengakuannya tidak ada perlawanan sama sekali. Menurutnya, mereka bisa melawan dengan apa sebagai sipil dan tanpa alat", ujar Haji Uma, Minggu (26/1/2025). Sebelumnya, menurut pernyataan Kepolisian Malaysia, penembakan terjadi karena adanya perlawanan WNI. Namun hal ini telah dibantah oleh saksi korban yang selamat seperti disampaikannya kepada Haji Uma.

Haji Uma menambahkan, bahwa boat yang ditumpangi para WNI berhasil melarikan diri usai penembakan. Selanjutnya boat merapat di kawasan hutan bakau daerah Banting, masih di kawasan Selangor, Malaysia. Setelah itu para korban kemudian dibawa ke rumah sakit Serdang Selangor, Malaysia oleh Tekong.

Terkait kasus ini, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri telah melakukan upaya diplomatik, agar kasus ini dilakukan pengusutan oleh pemerintah Malaysia.

Untuk itu, Haji Uma menyebutkan jika dirinya telah berkomunikasi dengan Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia/Badan Hukum Indonesia (PWNI/BHI) Kementerian Luar Negeri, Yudha Nugraha. Haji Uma juga mendapat informasi, kasus ini akan diupayakan penyelesaiannya secara hukum melalui pendekatan diplomatik.

"Saya telah berkomunikasi dengan Pak Judha Nugraha Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia Kemenlu dan kasus ini akan didorong melalui upaya diplomatik agar diusut tuntas oleh otoritas pemerintah Malaysia dan diselesaikan secara hukum yang berlaku, " tutup Haji Uma. (Jimbrown).
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl