Lhokseumawe Termasuk Kota dengan Inflasi Tertinggi, Mendagri Ajak Gerakan Tanam Komoditas

Tim Siyasah
20.1.25
Last Updated 2025-01-21T21:53:03Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
adv
Beberapa kota dengan inflasi tertinggi antara lain Gunungsitoli, Sibolga, Pematangsiantar, Lhokseumawe, Denpasar, Sukabumi, Padangsidimpuan, Dumai, Serang, dan Bima.
Mendagri Muhammad Tito Karnavian (tengah) saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Senin (20/1/2025). (ANTARA/HO-Puspen Kementerian Dalam Negeri)

JAKARTA, SIYASAH News| Menteri Dalam Negeri (Mendagri)  mengimbau pemda yang inflasinya masih tinggi untuk segera mengambil langkah pengendalian, salah satunya lewat gerakan menanam komoditas. Lhokseumawe termasuk kota dengan inflasi tertinggi saat ini. 

Dikutip dari infopublik.id, Mendagri Muhammad Tito Karnavian mengimbau pemerintah daerah yang inflasinya masih terbilang tinggi, untuk segera mengambil langkah-langkah pengendalian guna menjaga kestabilan ekonomi. Salah satunya lewat gerakan menanam komoditas

Imbauan itu disampaikan Tito melalui keterangan resmi saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dilaksanakan di Gedung Sasana Bhakti Praja, Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, pada Senin (20/1/2025).

Tito menyebutkan, ada sejumlah provinsi dengan inflasi yang cukup tinggi, seperti Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Barat, Bali, Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Kalimantan Selatan, Banten, dan Papua Barat Daya. Meski hanya Papua Pegunungan yang tercatat melebihi target inflasi nasional sebesar 3,5 persen, Tito menekankan pentingnya perhatian lebih terhadap daerah-daerah ini.

"Sikap waspada tetap diperlukan meskipun inflasi yang melebihi target hanya terjadi di satu provinsi, yaitu Papua Pegunungan," ujar Tito.

Di tingkat kabupaten, sejumlah daerah yang mencatatkan inflasi tinggi antara lain Jayawijaya, Mimika, Sorong Selatan, Labuhanbatu, Meulaboh, Tanah Laut, Banggai, Berau, Sikka, dan Indragiri Hilir. Sementara itu, beberapa kota dengan inflasi tertinggi antara lain Gunungsitoli, Sibolga, Pematangsiantar, Lhokseumawe, Denpasar, Sukabumi, Padangsidimpuan, Dumai, Serang, dan Bima.

Meski tidak semua kabupaten dan kota mengalami inflasi di atas target nasional, Tito menegaskan pentingnya pengawasan lebih lanjut dari pemerintah daerah (pemda). Pemerintah daerah diharapkan bisa mencari penyebab tingginya inflasi di wilayah mereka, apakah disebabkan oleh kurangnya suplai komoditas atau gangguan distribusinya.

Sebagai solusi, Tito mengimbau pemda untuk melaksanakan gerakan menanam guna meningkatkan produksi komoditas yang sering mengalami lonjakan harga. Salah satunya adalah komoditas cabai merah dan cabai rawit, yang diketahui sering mengalami kenaikan harga di pasar.

"Gerakan menanam cabai bisa sangat membantu, terutama jika kepala daerah dan Kepala Dinas Pertanian berkomitmen melaksanakannya. Cabai mudah untuk ditanam dan cepat dipanen, sehingga bisa segera mengurangi tekanan inflasi," tambah Tito.

Selain cabai, komoditas bawang merah juga perlu perhatian khusus, terutama karena ketergantungan pada daerah tertentu seperti Kabupaten Brebes sebagai sentra utama produksi. Tito menyarankan agar daerah lain juga berupaya mengembangkan produksi bawang merah untuk mengurangi ketergantungan yang bisa memicu inflasi.

"Jika daerah-daerah lain bisa memproduksi bawang merah, ini bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi inflasi yang terus berlanjut," tutup Tito.(tim) 
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl