adv
H.M.Yusuf Hasan memperlihatkan abrasi Sungai Paya Ulie di Desa Blang Pria. Jalan lintas wargan terancam amblas akibat abrasi, Rabu (8/1/2025). |
LHOKSUKON, SIYASAH News| Sungai Paya Ulie yang melintasi Desa Blang Pria, Kecamatan Samudera, Aceh Utara mengalami abrasi. Selain mengikis lahan warga, jalan lintas juga terancam amblas akibat abrasi, Rabu (8/1/2025).
Sungai Paya Ulie melintasi langsung pusat Pasar Geudong di Kecamatan Samudera. Sungai ini bermuara ke Kuala Lancok, Kecamatan Syamtakira Bayu. Sungai Paya Ulie difungsikan sebagai drainase untuk mencegah banjir di pusat pasar.
Ketika terjadi banjir akibat luapan Sungai Pase, Sungai Paya Ulie menjadi saluran alternatif untuk mempercepat air mengalir ke laut. Selain itu, air limbah rumah tangga dan toko-toko di Pasar Geudong juga dialiri melalui Sungai Paya Ulie.
H.M.Yusuf Hasan menjelaskan, selain itu ketika air laut pasang, Sungai Paya Ulie dialiri air asin melalui Kuala Lancok. Sehingga tidak jarang debit air meningkat drastis. "Katika debit air tinggi, sering terjadi abrasi," jelas H.M Yusuf Hasan.
Abrasi tidak hanya mengikis lahan warga, namun puluhan meter jalan juga terancam amblas. Warga berusaha menimbun pinggiran jalan yang mengalami abrasi, namun upaya tersebut tidak dapat mengantisipasi pengikisan Sungai Paya Ulie di kawasan Blang Pria, Samudera.
Sebelumnya, Pemerintah Aceh melalui Dinas Pengairan Provinsi Aceh telah membangun tanggul dari batu gajah. Namun volume tanggul yang dibagun terbatas, sehingga hanya sebahagian abrasi teratasi. Sedangkan abrasi yang membahayakan jalur akses warga, masih membahayakan infrastruktur di sana.
H.M Yusuf bersama warga lainnya mengharapkan pemerintah segera memperbaiki kerusakan akibat abrasi di Desa Blang Pria. Bila hal itu tidak dilakukan, dikhawatirkan kerugian akibat abrasi lebih besar (tim)