adv
Nelayan pukat darat sedang menangkap ikan teri di kawasan Krueng Geukueh, Kec. Dewantara, Aceh Utara, Rabu (8/1/2025) |
Hasil tangkapan nelayan tradisional Krueng Geukueh di Kecamatan Dewantara, Aceh Utara meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Ikan jenis teri mendominasi hasil tangkapan nelayan yang menggunakan pukat darat. Kondisi itu diperkirakan akan berlangsung sampai beberapa bulan ke depan. Setiap hari, nelayan mampu mengumpulkan ikan, antara enam sampai delapan fiber ukuran 150 Kg. Sedangkan pada hari biasanya, rata-rata hanya dua fiber ikan teri.
Ikan teri hasil tangkapan nelayan di kawasan Krueng Geukueh, Kec. Dewantara, Aceh Utara, Rabu (8/1/2025) |
Selain itu, pada musim penangkapan ikan tongkol, nelayan juga sering 'kebanjiran' ikan jenis tersebut. Namun menurut Panglima Laot Lhok Dewantara, untuk mendapatkan ikan tongkol perlu menggunakan perahu, agar bisa menjangkau kawanan tongkol di tengah laut. "Saat musim penangkapan ikan tongkol, nelayan juga bisa menjual ikan keluar daerah," tambahnya.
Naharuddin mengharapkan, ikan hasil tangkapan nelayan Krueng Geukueh akan terserap untuk program makan garis dari pemerintah pusat. Salah salah satu komponen makanan dalam MBG adalah ikan, sehingga para nelayan mengharapkan dengan terserap ikan hasil tangkapan mereka akan mampu meningkatkan ekonomi warga yang tinggal di kawasan pesisir tersebut.
Manfaatkan Pangan Lokal
Sementara itu, Pj.Bupati Aceh Utara Dr.Drs.Mahyuzar,M.Si, saat launcing MBG di SD Negeri-2 Lhoksukon, Senin (6/1/2025) mengharapkan, pelaksanaan MBG dapat menggunakan kearifan lokal. Makanan yang digunakan tidak perlu mahal, yang penting bergizi.
Menurutnya, banyak jenis pangan lokal di Aceh Utara yang bergizi. "Makanan lokal kita banyak, di sini, nada oen murong (daun kelor), juga ada telur, juga di daerah kita ini banyak ikan, kita manfaatkan itu untuk kesehatan gizi anak-anak kita," jelasnya.
Launching makan siang bergizi, dihadiri Dr.Drs.Mahyuzar, M.Si bersama Ketua TP-PKK Awirdalina Mahyudzar, Kapolres Aceh Utara AKBP Nanang Indra Bakti, S.H., S.I.K, Anggota Komisi-I DPRK Aceh Utara Syeh Zubaili, S. Sos, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Utara Jamaluddin, M.Pd., serta sejumlah pejabat lainnya.
Dia juga menjelaskan, jenis makan yang dibagikan di sekolah berbeda-beda, sesuai dengan kebiasaan konsumsi pelajaran di daerah setempat. Misalnya, untuk kawasan pantai memanfaatkan masakan ikan. Sementara untuk pelajar di kawasan pedalaman mementingkan sayur, sehingga pangan yang dimanfaatkan akan berbeda.
"Kita akan lihat nanti menurut kearifan lokal, yang penting terpenuhi gizi untuk anak-anak kita," tambahnya. Jenis pangan tersebut mudah didapatkan di lingkungan setempat.
Untuk kebutuhan anggaran, tambahnya, akan berkerja sama dengan berbagai pihak. Diantaranya dengan dinas-dinas terkait dan juga perusahaan-perusahaan setempat. "Ini kita ajak kerjasama. lewat CSR, lewat Pemda, pemerintah pusat, kita ajak semua pihak, karena ini bukan kepentingan pribadi, ini kepentingan anak-anak bangsa kita," kata dia kembali.(tim)