Habib Bugak, Ulama Aceh dan Kontribusinya di Baitul Asyi Makkah

Tim Siyasah
8.2.25
Last Updated 2025-02-08T08:06:16Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
infopubhun, jemaah haji dari Aceh menerima dana hasil pengelolaan wakaf tersebut, yang pada 2024 mencapai 1.500 Riyal per orang.
Pj. Gubernur Aceh, Dr. Safrizal, ZA. bersama Ketua DPR Aceh, Zulfadli, Plt. Sekda Aceh, Muhammad Diwarsyah dan Kadis Budpar Aceh, Almuniza Kamal penandatanganan prasasti sekaligus meninjau Revitalisasi Cagar Budaya Sarana dan Prasarana Situs Sejarah Makam Habib Bugak di Desa Pante Peusangan, Kecamatan Jangka, Kab. Bireuen, Jumat, (7/2/2025). FOTO MC Aceh
BIREUEN, SIYASAH News|Habib Bugak, atau nama lengkapnya Habib Abdurrahman bin Alwi Al-Habsyi, merupakan seorang ulama asal Makkah yang datang ke Aceh sekitar tahun 1760 pada masa pemerintahan Sultan Alauddin Mahmud Syah I.

Demikian dilansir infopublik.id, Sabtu (8/2/2025). Setelah menetap di Aceh, Habib Bugak menjadi tokoh berpengaruh di wilayah Peusangan (Bireuen) dan sekitarnya. Habib Abdurrahman juga dikenal sebagai saudagar sukses dengan kepemilikan lahan pertanian yang luas di sekitar Krueng Peusangan.

Salah satu kontribusi terbesar Habib Bugak adalah mewakafkan tanah dan bangunan di Makkah yang dikenal sebagai Baitul Asyi. Wakaf ini ditujukan untuk membantu jamaah haji asal Aceh, dan hingga kini manfaatnya masih dirasakan. 

Setiap tahun, jemaah haji dari Aceh menerima dana hasil pengelolaan wakaf tersebut, yang pada 2024 mencapai 1.500 Riyal per orang.

Gubernur Aceh Resmikan Revitalisasi Situs Sejarah Habib Bugak 

Penjabat Gubernur Aceh, H. Safrizal Z.A meresmikan revitalisasi Cagar Budaya Situs Sejarah Habib Bugak (Habib Abdurrahman bin Alwi bin Syekh bin Ahmad Al Habsyi) di Gampong Pante Peusangan, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, Jumat (7/2/2025).

Dalam peresmian tersebut, Safrizal menandatangani prasasti sebagai simbol komitmen pemerintah dalam melestarikan warisan sejarah Aceh.

"Pelestarian situs sejarah seperti ini sangat penting untuk memperkuat identitas budaya dan keislaman Aceh. Kita harus menjaga dan menghormati peninggalan para ulama dan tokoh terdahulu yang telah berjasa dalam perkembangan peradaban di daerah ini," ujar Safrizal yang didampingi langsung Ketua DPR Aceh Zulfadli, Plt Sekda Aceh Muhammad Diwarsyah, Pj Bupati Bireuen Jalaluddin, Anggota DPRA Tgk Anwar dan Abdurrahman Ahmad.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal, menjelaskan bahwa proyek revitalisasi ini mencakup pembangunan sarana dan prasarana di sekitar makam Habib Bugak dengan nilai kontrak sebesar Rp1,725 miliar.

"Revitalisasi ini menjadi bentuk apresiasi terhadap sejarah dan warisan budaya kita. Dengan dukungan pemerintah, kita harapkan situs ini dapat menjadi pusat edukasi dan wisata religi di Bireuen," ujar Almuniza.

Perwakilan keluarga besar Habib Bugak yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah Aceh atas kontribusinya dalam menjaga peninggalan leluhur. "Alhamdulillah, pemerintah telah berperan dalam membangun kembali situs ini. Kami berharap pembangunan ini terus berlanjut untuk generasi mendatang," ujar perwakilan keluarga.

Meminta Pembangunan Jalan ke Makam

Pada kesempatan itu, Pj Gubernur bersama rombongan kemudian menyempatkan diri untuk berziarah dan mengirimkan doa kepada almarhum Habib Bughak. 

Usai ziarah, perwakilan keluarga dan masyarakat kemudian meminta Pemerintah Aceh membangun jalan yang lebih bagus untuk menuju ke arah makam.

Terkait hal itu, Pj Gubernur meminta pemerintah gampong dan pemerintah Kabupaten Bireuen untuk mengurus pembebasan lahan, sehingga pemerintah Aceh bisa membantu penganggaran pembuatan jalan. (Tim) 
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl