Puluhan Ribu Data Pribadi WNI Termasuk Aceh di Cloning Jaringan Mafia Scamming di Kamboja

Tim Siyasah
3.2.25
Last Updated 2025-02-03T17:02:21Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
adv
Setelah mendapat data pribadi, mereka akan masuk ke dalam sistem data untuk menguras isi rekening perbankan korban dengan menggunakan sistem teknologi canggih melalui aplikasi yang disinkronkan dengan pesawat handphone korban.
MS bersama Haji Uma
BANDA ACEH, SIYASAH News| Beberapa tahun terakhir ini, sejumlah warga Aceh menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di beberapa negara Asean, terutama Laos, Kamboja dan Myanmar. Mereka termakan rayuan kerja mudah, namun bergaji besar serta proses keberangkatan yang seluruh biayanya ditanggung pihak perusahaan.

Tetapi faktanya kemudian, setiba di negara tersebut kondisinya berbalik dari yang dijanjikan para agen yang merekrutnya. Mereka dipekerjakan sebagai operator judi online dan umumnya menjadi operator scamming dengan target warga Indonesia. Mirisnya lagi, mereka juga mendapat berbagai tindak kekerasan jika tidak mampu mencapai target korban dari aksi penipuan.

Tak jarang, pihak perusahaan yang merupakan kamuflase dari jaringan mafia scaming beroperasi di luar negeri, meminta uang tebusan jika ingin anggota keluarganya dibebaskan. Hal ini seperti dialami pemuda asal Kota Lhokseumawe MS yang berhasil kabur dari Kamboja dan tiba di Bandara Kuala Namu, Sumatera Utara, Minggu (2/2/2025).

MS kepada anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia dapil Aceh, H. Sudirman (Haji Uma) menyebutkan, selama berada di Kamboja awal Januari lalu, dia harus bekerja sebagai scammer untuk menipu korbannya dari Indonesia dan khususnya warga Aceh.

Karena tidak sanggup serta tidak tega melakukan penipuan terhadap warga daerah asalnya, sehingga target korban yang dibebankan tidak tercapai. MS mendapat berbagai bentuk perlakuan kekerasan dari algojo asal Indonesia sendiri. Algojo dibayar oleh jaringan mafia tersebut. Bahkan MS disetrum menggunakan listrik. Namun MS berhasil melarikan diri.

Menurut MS, saat ini banyak data pribadi warga Aceh dan Indonesia umumnya telah bocor atau di cloning jaringan mafia tersebut dari hasil tindak scamming. Sebab menurut MS kepada Haji Uma, saat di Kamboja dirinya diwajibkan melakukan cloning terhadap 300 korban. Sementara ada ratusan atau bahkan ribuan scammer yang dipekerjakan oleh berbagai perusahaan di Kamboja. 

Lalu data hasil kloning tersebut digunakan untuk mengajukan dana perbankan secara online yang mencapai ratusan juta. Dirinya juga membeberkan jika diperusahaannya saja ada 50 Operator per grup yang di tugaskan untuk menipu Warga Indonesia.

Modus operandi yang digunakan dalam menjalankan aksinya, para scammer akan menelpon calon korban layaknya petugas BPJS dan Petugas Pajak dengan meminta update data pribadi dan nomor rekening korbannya. Cara lain, mereka menyamar sebagai orang lain yang biasanya cewek dan menawarkan pinjaman online ataupun bisnis online yang ujungnya penipuan dan pencurian data pribadi.

Setelah mendapat data pribadi, mereka akan masuk ke dalam sistem data untuk menguras isi rekening perbankan korban dengan menggunakan sistem teknologi canggih melalui aplikasi yang disinkronkan dengan pesawat handphone korban.

Karena itu, MS meminta agar warga Aceh khususnya agar berhati-hati kepada siapa saja yang menelpon yang mengatasnama pemerintah atau pihak manapun agar tidak langsung ditanggapi. Karena mereka akan membobol rekening dan menguras isinya dengan cara masuk ke sistem melalui data yang dikloning.

"Kepada warga Aceh dan Indonesia pada umumnya, agar berhati-hati terhadap siapa saja yang menelpon tanpa dikenal dengan mengatasnamakan siapapun. Karena hal itu menjadi jalan para scammer mencuri data dan berpotensi membobol rekening kita", ujar MS sebagaimana diteruskan oleh Haji Uma dalam keterangan wartawan. (Jimbrown).
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl