Orang-orang Anshar mengira bahwa setelah meninggalnya Rasulullah, orang-orang Muhajirin akan kembali ke Mekah. Maka, mereka segera berkumpul di Saqifah Bani Saidah dan melakukan musyawarah di antara mereka. Dalam musyawarah itu mereka sepakat untuk memilih Sa'ad bin Ubadah. Kemudian mereka melantiknya sebagai khalifah.
Kaum muhajirin mengetahui apa yang dilakukan oleh kaum Anshar. Maka, Abu Bakar, Umar, dan Zubair datang menemui mereka. Kemudian Abu Bakar berpidato, yang antara lain berbunyi, "Sesungguhnya orang-orang Arab tidak mengakui kekuasaan ini kecuali untuk orang-orang Quraisy. Umar juga menyetujui apa yang dikatakan oleh Abu Bakar. Diusulkan agar pucuk kekuasaan dilakukan secara bergilir. Pertama kali dipegang oleh seorang Muhajir lalu digantikan oleh kaum Anshar. Demikian selanjutnya. Namun, usulan ini ditolak dengan tegas.
Kemudian sebagian orang Anshar mengusulkan agar di kalangan Muhajirin ada seorang pemimpin dan dari kalangan Anshar ada seorang pemimpin. Namun, pendapat ini pun ditolak. Setelah kaum Anshar tahu bahwa kaum Muhajirin akan tetap diam di Madinah dan tidak akan pernah meninggalkannya, maka mereka menerima dengan lapang dada bahwa kaum Muhajirin memang lebih berhak untuk mengendalikan kekuasaan ini. Semuanya sepakat. Maka, Umar maju dan membaiat Abu Bakar yang kemudian dibaiat oleh semua yang hadir di Saqifah.
Pada hari kedua, semua penduduk membaiatnya secara umum. Kemudian Abu Bakar menyatakan pidatonya. Di antara yang dia katakan adalah, "Taatlah kalian kepadaku sepanjang aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya di tengah kalian. Jika aku bermaksiat, maka tidak wajib kalian taat kepadaku."
Pekerjaan dan Penaklukannya
Masa pemerintahannya sangatlah singkat, hanya berkisar 2 tahun 3 bulan. Namun, walaupun berjangka pendek masa pemerintahannya penuh dengan perbuatan-perbuatan dan aksi-aksi yang agung.
Di antaranya, pertama pemberangkatan pasukan Usamah bin Zaid Sesuai dengan Pesan Rasulullah. Banyak sahabat yang mengusulkan agar Abu Bakar membatalkan pemberangkatan pasukan Usamah ini. Karena, terjadi banyak tindakan murtad dari penduduk Arab dan kemungkinan adanya bahaya yang mengancam Madinah. Namun, Abu Bakar tetap mengimplementasikan sesuai dengan perintah Rasulullah, apa pun yang akan terjadi.
Hal ini dilakukan Abu Bakar sebagai usaha untuk menampakkan kepada semua pihak, bahwa kekuatan Islam masih tetap kokoh dan sulit dikalahkan baik secara material maupun spiritual. Ternyata pasukan ini memetik kemenangan yang sangat gemilang. Kemenangan ini telah membuat banyak orang kokoh berpegang pada agama Islam.
Kedua, perang melawan orang-orang murtad. Setelah Rasulullah wafat, seluruh Jazirah Arab murtad dari agama Islam kecuali Makkah, Madinah, dan Thaif. Sebagian orang murtad ini kembali kepada kekufuran lamanya mengikuti orang-orang yang mengaku sebagai nabi, sebagian yang lain hanya tidak mau membayar zakat.
Hal ini dilakukan Abu Bakar sebagai usaha untuk menampakkan kepada semua pihak, bahwa kekuatan Islam masih tetap kokoh dan sulit dikalahkan baik secara material maupun spiritual. Ternyata pasukan ini memetik kemenangan yang sangat gemilang. Kemenangan ini telah membuat banyak orang kokoh berpegang pada agama Islam.
Kedua, perang melawan orang-orang murtad. Setelah Rasulullah wafat, seluruh Jazirah Arab murtad dari agama Islam kecuali Makkah, Madinah, dan Thaif. Sebagian orang murtad ini kembali kepada kekufuran lamanya mengikuti orang-orang yang mengaku sebagai nabi, sebagian yang lain hanya tidak mau membayar zakat.
Ketiga, perang Yamamah (11 H/632 M), yaitu perang melawat Musailamah al-Kadzdzab yang mengaku dirinya nabi di Yamamah.
Keempat, penaklukan Islam ke Persia dan Romawi. Kisah penaklukan kedua Kekaisaran besar pada masa itu, menarik untuk dibabas. Namun tulisan tersebut akan dipublikasikan dalam tema sendiri, tentang Penaklukan Islam.(***)