Dalam konsep Ibnu Arabi, menjaga keseimbangan alam mencakup perlindungan terhadap keanekaragaman hayati, penggunaan sumber daya secara bijaksana, dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
Dikutip Dari : Buku "Ibnu 'Arabi (Seri Filsuf Muslim)," Karya Yanuar Arifin
DALAM perspektif Ibnu Arabi, tanggung jawab manusia terhadap sesama dan alam tidak hanya merupakan kewajiban moral semata, melainkan juga memiliki dimensi spiritual yang mendalam. Pemikiran etisnya memberikan landasan yang kokoh untuk memahami bahwa peran aktif dalam meningkatkan kesejahteraan sesama manusia dan menjaga keseimbangan alam adalah bagian integral dari perjalanan spiritual seseorang.
Ibnu Arabi mengajarkan bahwa manusia bukanlah sekadar makhluk yang menjalani kehidupan tanpa tujuan yang jelas. Sebaliknya, ia melihat manusia sebagai khalifah, seorang pemimpin yang diberikan tanggung jawab oleh Tuhan untuk mengelola dan merawat bumi. Dalam pandangan ini, setiap individu dianggap memiliki peran yang signifikan dalam menjaga harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Tanggung jawab sosial dan lingkungan, menurut Ibnu Arabi, bukan hanya kewajiban etis yang harus dilaksanakan, tetapi juga merupakan bagian integral dari pencarian makna spiritual. Manusia diinstruksikan untuk memandang dirinya sebagai agen perubahan yang membawa dampak positif dalam kehidupan sesama manusia dan ekosistem alam. Dengan menyadari peran sebagai khalifah, individu diarahkan untuk bertindak secara bertanggung jawab dan bijaksana.
Pemikiran etis Ibnu Arabi menekankan bahwa tanggung jawab terhadap sesama manusia mencakup berbagai aspek, seperti pemberdayaan masyarakat, mengatasi ketidaksetaraan, dan mempromosikan keadilan sosial. Dalam praktiknya, ini berarti bahwa individu tidak hanya diberi tugas untuk membantu mereka yang membutuhkan, tetapi juga untuk mengatasi akar penyebab ketidakadilan dalam masyarakat.
Selain itu, tanggung jawab terhadap alam bagi Ibnu Arabi melibatkan pemahaman mendalam tentang hubungan antara manusia dan lingkungannya. Bumi dianggap sebagai amanah yang harus dijaga dan dirawat dengan penuh kasih sayang. Sikap merawat alam bukanlah sekadar tindakan pragmatis, tetapi juga merupakan ekspresi dari kepedulian spiritual terhadap keberlanjutan hidup di planet ini
Dalam konsep Ibnu Arabi, menjaga keseimbangan alam mencakup perlindungan terhadap keanekaragaman hayati, penggunaan sumber daya secara bijaksana, dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Kesadaran akan dampak setiap tindakan terhadap alam menjadi bagian penting dari perjalanan spiritual, di mana individu tidak hanya memandang dirinya sebagai pemilik bumi, tetapi juga sebagai penjaga dan pelindungnya.
Dengan demikian, tanggung jawab manusia terhadap sesama dan alam, menurut pemikiran Ibnu Arabi, menjadi sebuah cermin dari kualitas spiritual seseorang. Memahami diri sebagai khalifah menciptakan panggilan untuk bertindak secara positif dan bermakna dalam membangun masyarakat yang adil, berkeadilan, dan seimbang. Dalam perspektif ini, tanggung jawab terhadap sesama dan alam bukan hanya sebuah beban, melainkan juga sebuah kesempatan untuk mengembangkan diri secara spiritual dan memberikan kontribusi positif kepada dunia. (***)